Aku
hancur karena terlalu percaya. Juga patah karena memilih orang yang
salah.
Aku
terkubur dalam-dalam dalam hati seseorang yang kuselami dengan niat
untuk bisa ku mengerti.
Aku
memutuskan berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain.
Aku
ditinggalkan karena menunggu.
Aku
juga dihakimi karena melindungi.
Aku
ditinggal pergi karena tak cukup memberi.
Aku
ditikam karena terlalu jujur pada hati sendiri.
Aku
disalahkan karena berbicara yang sebenarnya.
Aku
disuruh menunggu ketika ia tengah menunggu orang lain.
Kalian
pernah?
Aku
pernah seperti itu.
Sehancur
itu aku pernah berjuang, berkali-kali bangkit hanya untuk kembali
dihancurkan.
Aku
hanya ingin kamu tahu bahwa aku pernah sehancur itu.
Jika
kamu yang kupilih sekarang juga hendak menghancurkanku,
tak
apa; Aku rela. Sudah sepenuh hati aku siap.
Hatiku
milikmu.
Mau
kamu genggam kuat-kuat hingga tercerai-berai atau kamu simpan sebagai
kenang-kenangan, aku tak peduli.
Namun
selama kamu masih bersamaku,
maukah
kamu berada di sampingku lebih lama?
Seperti
yang kamu tahu, sehancur-hancurnya hatiku,
kehadiranmu
selalu bisa menyembuhkanku.