Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Se [Hancur] Itu

Aku hancur karena terlalu percaya. Juga patah karena memilih orang yang salah. Aku terkubur dalam-dalam dalam hati seseorang yang kuselami dengan niat untuk bisa ku mengerti. Aku memutuskan berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain. Aku ditinggalkan karena menunggu. Aku juga dihakimi karena melindungi. Aku ditinggal pergi karena tak cukup memberi. Aku ditikam karena terlalu jujur pada hati sendiri. Aku disalahkan karena berbicara yang sebenarnya. Aku disuruh menunggu ketika ia tengah menunggu orang lain. Kalian pernah? Aku pernah seperti itu. Sehancur itu aku pernah berjuang, berkali-kali bangkit hanya untuk kembali dihancurkan. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku pernah sehancur itu. Jika kamu yang kupilih sekarang juga hendak menghancurkanku, tak apa; Aku rela. Sudah sepenuh hati aku siap. Hatiku milikmu. Mau kamu genggam kuat-kuat hingga tercerai-berai atau kamu simpan sebagai kenang-kenangan, aku tak peduli. Namun selama ka

Bagaimana Rasanya Meninggalkanku?

Ada banyak pertanyaan yang sama Berulang-ulang muncul di kepala Bagaimana rasanya meninggalkanku? Bagaimana rasanya hidup tanpa ada lagi aku? Bagaimana rasanya meniatkan diri untuk mencari yang baru demi menggantikan aku? Bagaimana? Bahagiakah? Aku menuliskan ini bukan minta dikasihani Tenang saja Aku tidak akan merengek Aku tidak semenyedihkan itu Aku pernah sakit hati karena dikhianati Pernah menunggu untuk melepaskan Pernah tertusuk kepingan hatiku sendiri karena sebegitu percaya dan egoisnya Pernah menangis pasrah menjadi yang paling disembunyikan Pernah menjadi yang paling disalahkan atas rasaku Ya, aku pernah sehancur itu Aku pernah bangkit untuk menjadi yang dihancurkan lagi. Entah Setelah nanti disaat aku sudah mampu menyusun percaya Menyatukan keping hati ini sendirian, akan jadi apa selanjutnya?  Menjadi yang paling dibahagiakan bangkit tertatih untuk dikhianti lagi atau berdiri terseok untuk menjadi yang dibunuh? A

Apa kabar kamu

Bahkan setelah jarak memisahkan dan tanpa kabar, aku masih belum menemukan kata ganti “kamu” yang bisa menggantikan dirimu disetiap hariku. Hai, apa kabar kamu? Sudah lama sekali rasanya kita tidak menghabiskan waktu berdua hanya dengan obrolan-obrolan ringan mengenai apa saja,  tidak bercanda atau saling menertawakan kebodohan masing-masing. Kini sekat itu nyata sekali terbentang. Bahkan untuk kamu yang nyaris setiap hari setiap waktu ada Aku rindu omelan-omelanmu mengenai apapun,  rindu usilmu yang menyebalkan. Tapi tampaknya kamu tidak.  Kamu baik-baik saja.  Bahkan terlihat lebih bahagia tanpa kehadiranku.  Kamu kini terbang bebas tanpa peduli benang-benang yang mengikatmu. Tertawa lepas tanpa kegundahan yang kau keluhkan jika bersamaku. Nyatanya, mungkin aku gagal menjadi seorang yang memberikan rasa nyaman, hingga pada akhirnya kamu memutuskan benar-benar beranjak dariku Apa kabar kamu? Kini aku yang tak lagi tahu kesibukan

Ikh.las

Bala galau, mari bercerita tentang keikhlasan. Aku tdk pernah setuju kalau ikhlas berarti tidak menangis. Ikhlas juga bukan berarti bersikap pasrah. Aku yakin ikhlas menyimpan ribuan semangat, tentang kekuatan maha misterius yang bisa menyeruak setelah kita merelakan ini semua. Begitu juga mengkihlaskanmu pasti tidak akan mudah. Bukan karena aku tergantung padamu, tapi karena kamu selalu menjadi orang pertama yang entah mengapa secara selalu muncul di otakku. Aku mengikhlaskanmu bukan berarti aku rela kamu dimiliki orang lain. Itu karena aku terlanjur menebar kotak harapan dan impian di sepanjang langkah bersamamu. Mengikhlaskanmu, berarti melambaikan sapa do’a untukmu di dalam hati, setiap hari. ikhlas : ikh · las (kata kerja, kata sifat) = “berhenti memenjara perasaan gagal mencapai impian supaya tak membusuk di dalam hati, seraya mengumpulkan sebongkah energi untuk mengambil hal positif yang harus dijadikan pelajaran.”

Hello Bala Galau

Berangkat dari tiga kata yakni  “Hidup adalah pilihan”.  Pasti dalam hidup,   kita sering dihadapkan oleh banyak pilihan. P ilihan-pilihan yang harus kita pilih supaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi  terkadang kita sering bingung atau takut ketika harus memilih sesuatu pilihan.  Hingga  akhirnya kita memilih untuk tidak memilih apapun dan kesempatan di depan mata menguap entah kemana. So bala galau, kita harus berani mencoba memilih sesuatu dan ini bukan masalah benar atau salah pilihan kita nanti, tapi bagaimana kita bertanggung jawab menghadapi segala konsekuensi dari pilihan tersebut. “ when u never try.. you’ll never know ..” (fix you -coldplay).