Aku hancur karena terlalu percaya. Juga patah karena memilih orang yang salah. Aku terkubur dalam-dalam dalam hati seseorang yang kuselami dengan niat untuk bisa ku mengerti. Aku memutuskan berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain. Aku ditinggalkan karena menunggu. Aku juga dihakimi karena melindungi. Aku ditinggal pergi karena tak cukup memberi. Aku ditikam karena terlalu jujur pada hati sendiri. Aku disalahkan karena berbicara yang sebenarnya. Aku disuruh menunggu ketika ia tengah menunggu orang lain. Kalian pernah? Aku pernah seperti itu. Sehancur itu aku pernah berjuang, berkali-kali bangkit hanya untuk kembali dihancurkan. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku pernah sehancur itu. Jika kamu yang kupilih sekarang juga hendak menghancurkanku, tak apa; Aku rela. Sudah sepenuh hati aku siap. Hatiku milikmu. Mau kamu genggam kuat-kuat hingga tercerai-berai atau kamu simpan sebagai kenang-kenangan, aku tak peduli. Namun selama ka
“Meng-galau-lah, maka kamu akan bertanya, dan kamu akan belajar.”